Branding & Merek: Pencitraan di Era Milenial

Branding & Merek: Pencitraan di Era Milenial

Semalam sebelum tidur, saya baca businessinsider.com yang judulnya 100 merek paling top di kalangan milenial. Meski survey sebatas di US, tapi ada merek-merek yang sangat saya kenal seperti NIKE, Apple, Samsung, Google, bahkan Starbucks juga ada.

Artinya kalau mereka mau beli sepatu, yang pertama terlintas kemungkinan besar adalah NIKE. Sama halnya dengan saya, kalau haus mau beli air minum, yang pertama terlintas pasti AQUA.

Nah.. bagaimana merek mereka bisa melekat di ingatan kita. Inilah yang disebut dengan branding, strategi agar merek bisa melekat di pikiran konsumen.

Sedikit ke dasar dulu, apa itu merek?
Menurut AMA (American Marketing Association), merek adalah nama, istilah, desain, simbol, atau hal lainnya yang membedakan kita dengan yang lain.

Dalam strategi branding di era milenial ada 3 modal penting yang harus disiapkan:

  1. Logo – wajah dari merek bisnis kita. Bentuknya harus unik, punya makna dan membekas di jiwa konsumen.
  2. Value – nilai, kontribusi dan masalah apa yang bisa diselesaikan dengan membeli produk kita
  3. Website, media sosial – sebagai media untuk “pencitraan” bagi konsumen.

Era milenial adalah era yang dipenuhi dengan teknologi dan kemudahan. Branding lebih efektif menggunakan media digital yang mudah dan sering diakses konsumen.

Di era ini, calon konsumen lebih menjatuhkan pilihan pada merek-merek yang:

  1. Aktif di media sosial, memiliki website dan toko online dengan konten segar apalagi jika saling kolaborasi antara pebisnis dan konsumen sebagai influencer.
  2. Value bisnis yang kuat, relevan, asli dan jujur dalam menyelesaikan persoalan kebutuhan konsumen.
  3. Memiliki empati yang artinya tidak secara langsung menjual produk pada konsumen namun lebih menawarkan komunikasi dan informasi baru yang relevan dengan kondisi saat ini.

Branding di era milenial lebih berfokus pada komunikasi dan informasi, bukan menjual produk secara langsung namun membuat “pencitraan baik” merek kita di jiwa mereka.

 

Referensi:
businessinsider.com, brandingmag.com, brandadventureindonesia.com